Sin Po 30 Maart 1921
Pengoeboeran Majoor Tjong A Fie.
Pada djam sembilan di hari Senen jang laloe di sakiter roemanja soeda penoe dengen orang. Soeara tangisnja prempoesan-prempoean di-iring dengen lagoe muziek jang sedi. Pada djam sepoeloe peti mait jang besar sekali dikaloearken. Sebelonnja terdjadi itoe ter lebi doeloe 700 lian di bawa kaloear,
Serombongan hweshio iringken itoe djinasat. Doea kreta penoe dengen boenga-boenga pemberian dari firma-firma Europa. Djoembla toedjoe poeloe auto mengiringken itoe pengoeboeran djinasat,
Gouverneur telah diwakilken oleh ambtenaar ter beschikking, Uljee. – Banjak ambtenaar-ambtenaar dan chef chef dari firma-firma Huropa ikoet menganter..
Sebab sebentar-bentar orang brenti, maka pada djam satenga sablas baroe orang samye ditempat mengoeboer. Disitoe soeda ada beriboe orang jang menoenggoe. Djinasat itoe dikoeboer di taman dari villanja itoe majoor di Poeloe brajan, perdjalanan satoe djam dari Medan.
Menoeroet keinginannja orang jang meninggal doenia pengoeboeran itoe terdjadi dengen menoeroet adat Tionghoa jang aseli, pada itoe oepatjara tiada diidjinken orang Europa masoek, barangkali djika bisa, itoe peti mati blakang kali di bawa ka Kanton.
Maskipoen telah hidoep dengen tjara Barat, majoor Tjong A Fie selagi hidoepnja selaloe tinggal tetep sebagi saorang Tionghoa jang sedjati. Seringkali ia telah njataken, jang ia hendak dikoeboer di Tiongkok. Sebagi itoe di Medan ada rame sekali dan banjak roema-roema memasang bendera satenga tiang, tanda berdoeka tjita.
Leave a comment